Minggu, 31 Agustus 2014

Kawasan Hutan Basah dan Pesisir





Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical rainforest.
Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh di bawah naungan.

Hutan tropis tersebar di daerah beriklim tropis antara 23,27° LU dan 23,27° LS dan ditemukan tiga wilayah di dunia yang mempunyai hutan hujan tropis yaitu :
  • Hutan Hujan Amerika dengan luasan 400 juta ha,
  • Hutan Hujan Indo-Malayan dengan luas 250 juta ha dan
  • Hutan hujan Afrika dengan luas 180 juta ha.
Ciri khas dari hutan hujan tropis dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Biodiversitas yang tinggi
Jenis tumbuhan penyusun hutan hujan tropis sangat beragam, dalam 1 ha bisa ditemui 100 spesies tumbuhan. Dari sekian banyak jenis yang ada baru sebagian kecil yang dikenali dan diketahui manfaatnya. Keanekaragaman ini tidak terjadi pada flora saja tetapi fauna penyusunnya juga beranekaragam. Ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi akan mempunyai stabilitas ekosistem yang mantap.

b. Siklus Hara Tertutup atau Close Nutrient Cycle
Hutan hujan tropis terlihat begitu megah dengan pohon-pohon besar dan kecil yang beragam. Namun sebenarnya hutan-hutan tersebut tumbuh di tanah yang kurang subur, sebagian besar unsur hara tersimpan pada vegetasi. Jika terjadi kerusakan hutan dengan penebangan kayu kemudian diangkut hasilnya maka sebagian besar unsur hara akan hilang dari hutan tersebut.

c. Kondisi Iklim Mikro yang stabil
Kondisi iklim di dalam hutan berbeda dengan di luarnya. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor pembentuk iklilm (contohnya; angin, suhu, curah hujan, cahaya dan sebagainya) dipengaruhi oleh vegetasi penyusun hutan. Selama vegetasi hutan masih ada akan terbentuk kondisi iklim di dalam hutan relatif stabil (fluktuasi relatif kecil)

d. Spesifik Niche yang tinggi
Keberadaan jenis-jenis penyusun hutan hujan tropis, baik flora maupun fauna dapat hidup dengan baik kalau mereka ada dalam ekosistemnya. Misalnya suatu jenis anggrek hanya bisa tumbuh baik dengan penyusun hutan lainnya. Jika tumbuhan ini dipindahkan ke tempat lain, meski lingkungannya dibuat menyerupai lingkungan hutan hujan tropis tetapi kondisinya akan berbeda.

e. Produktivitas tinggi
Ekosistem hutan hujan tropis lebih tinggi produktivitasnya bila dibandingkan dengan ekosistem lain seperti lahan pertanian, padang rumput, hutan seumur dan lainnya. Hal ini terjadi karena kemampuan mempergunakan energi yang efisien ditunjang oleh jumlah air dan cahaya yang cukup.
Ciri khas kondisi hutan hujan tropis di Indonesia
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat Hutan tropis Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di belahan bumi lainnya.
Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara nyata di lapangan, tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang  bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.
Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Withmore, 1975).
Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.

Karakteristik ekologis Hutan hujan Tropis
Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).
Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
·         Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m.
·         Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.
·         Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Tipe Iklim Hutan Tropis
Iklim Hutan Tropis (A), secara umum dicirikan oleh suhu rata-rata bulanan lebih dari atau sama dengan 180 C, dengan suatu klasifikasi lebih lanjut berdasarkan besarnya curah hujan bulanan dan distribusinya lebih lanjut, sebagai berikut :
·         Af : tanpa bulan kering, hujan sepanjang tahun dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.
·         Am : memiliki bulan kering yang pendek, dimana pada bulan kering lapisan tanah bagian dalam tetap lembab dan curah hujan rata-rata tahunan tinggi.
·         Aw : hujan pada bulan kering
·         As : jarang dijumpai.
Ketinggian tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi iklim, baik dari segi suhu, kelembaban udara maupun curah hujan, yang selanjutnya mempengaruhi vegetasi yang ada. Masing-masing zona ketinggian tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi floristik, komposisi maupun struktur. Klasifikasi menurut ketinggian tempat secara umum sebagai berikut :
1. Hutan Tropis Dataran Rendah (0 – kurang dari 800 m dpl.)  Famili penyusun hutan ini untuk wilayah Asia Tenggara, yaitu : Dipterocarpaceae, Annonaceae, Bombacaceae, Guttiferae, Sapindaceae, Euphorbiaceae, Dilleniacee, Leguminoceae, Meliaceae, Sterculiaceae.
2. Hutan Tropis Dataran Tinggi/ Pegunungan (800-1.500 m dpl.)  Famili penyusun hutan ini untuk wilayah Asia Tenggara, yaitu : Fagaceae, Lauraceae, Myrtaceae, Araucariaceae, Juglandaceae.
3. Hutan Tropis Pegunungan Tinggi (lebih dari 1.500 m dpl.)  Famili penyusun tipe hutan ini untuk wilayah Asia Tenggara, yaitu : Myrtaceae, Podocarpaceae.

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
1.    Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu : Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
2.    Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
3.    Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4.    Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.

Ciri-ciri bioma hutan basah (hutan hujan tropis) adalah :
1.    Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan berkayu, tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun yang lebat, dan membentuk suatu tudung yang menyebabkan hutan menjadi gelap; tumbuhan perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
2.   Jenis hewannya yaitu, yang hidup di atas tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka burung; yang hidup di bawah, seperti babi, kucing hutan, dan lain-lain; hewan karnivora, seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar di Amerika.
10 jenis hewan yang hanya ditemukan di hutan hujan tropis:
1. Jaguar
Hantu dari hutan hujan di Amerika Tengah dan Selatan adalah predator puncak di kisaran rumah mereka. Mereka adalah kucing terbesar yang menghuni Amerika dan terbesar ketiga di dunia selain harimau dan singa. Meskipun sebagian besar kucing terkenal karena memiliki keengganan untuk mendekati air, jaguar seperti harimau adalah pengecualian. Mereka sempurna disesuaikan dengan rumah hutan hujan mereka, jaguar sangat nyaman dan lincah berada di dalam air sama halnya seperti mereka di darat .
2. Okapi
Binatang satu ini terlihat seperti persilangan antara zebra dan antelop, dan bahkan hampir menyerupai unicorn. Okapi hidup relatif dekat dengan jerapah, makhluk yang sulit dipahami ini menghuni hutan hujan Afrika Tengah. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk merumput daun, tunas, rumput, pakis dan buah. Dengan lidah yang sangat panjang lincah dan lengket, mereka dapat menjangkau dedaunan dan buah yang berada di pohon yang tinggi,. Lidah mereka begitu terampil mampu mencuci kelopak mata dan telinga yang mereka sendiri.
3. Amazon River dolphin atau Boto

adalah salah satu dari lima spesies lumba-lumba yang hidup di sungai, dan itu adalah yang terbesar di dunia. Lumba-lumba ini menempati air keruh dari Amazon dan Orinoco cekungan dari Amerika Selatan. Mereka juga sering ditemukan berenang antara pohon-pohon di hutan banjir. Spesies ini juga sering disebut sebagai “lumba-lumba merah muda,” karena rona merah muda yang sesekali muncul pada kulitnya. 
4. Katak Kaca
Jika kalian melihat species satu ini, anda seperti sedang melihat binatang yang terkena sinar x. Ini luar biasa Katak kaca, ditemukan di seluruh hutan hujan di Amerika Tengah dan Selatan, memiliki kulit seperti kaca sehingga terlihat tembus pandang dan anda dapat melihat sampai ke organ-organ mereka. Lebih dari 150 spesies keluarga yang luar biasa ini amfibi yang diyakini ada.
5. Kasuari
ditemukan di hutan hujan New Guinea dan Australia Northeastern, ini merupakan burung terbang warna-warni dan terlihat seperti burung unta flamboyan mengenakan helm silet. Mereka adalah burung terbesar ketiga di dunia (selain burung unta dan emu), dan tidak seperti banyak spesies burung, jenis ini lebih banayak di dominasi oleh jenis kasuari perempuan daripada laki-laki dan biasanya berwarna lebih terang.

6. Monyet kecil (Marmoset)
berasal dari hutan hujan di Amerika Selatan mungkin primata lucu sepanjang masa pada kenyataannya, mereka adalah monyet terkecil di dunia. Sekitar 22 spesies yang diketahui ada, masing-masing dengan variasi eksentrik mantel fuzzy. Bahkan lebih manis, mereka hampir selalu melahirkan kembar.

7. Beruang madu
spesies beruang terkecil di dunia ini mendiami hutan hujan tropis di Asia Tenggara. Ini adalah salah satu dari hanya dua spesies beruang di dunia yang telah beradaptasi dengan kehidupan di hutan (yang lainnya adalah beruang berkacamata di Amerika Selatan), dan merupakan satu-satunya beruang yang hidup hampir secara eksklusif di pohon-pohon. Beruang itu mendapatkan namanya dari khas oranye berbentuk U menandai di bagian dada.
8. Anaconda
ditemukan di hutan hujan dan dataran banjir dari Amerika Selatan, anaconda adalah spesies ular terbesar, terberat dan terpanjang kedua di dunia. Meskipun itu tidak berbisa, ia mampu membunuh seorang pria dewasa dengan lilitan yang menimbulkan penyempitan pernafasan, tapi serangan tersebut sangat langka. Gaya hidup semi-akuatik adalah bagian dari apa yang memungkinkan anaconda untuk tumbuh seperti ukuran besar, dan ular dikenal sebagai perenang yang sangat baik.
9. Siamang
adalah kera hitam berbulu asli hutan Asia Tenggara. Mereka adalah spesies terbesar dari siamang di dunia. Mereka sangat khas karena mereka memiliki tenggorokan kantong seperti balon, yang mereka gunakan untuk membuat panggilan yang keras dan kencang. Panggilan mereka tersebut adalah tanda untuk menetapkan batas-batas teritorial antara kelompok-kelompok saingan.

10. Mata Mata
jenis spesies penyu yang paling tidak biasa di dunia. Mereka ditemukan di hutan hujan Amazon dan cekungan Orinoco, reptil menetap ini ditandai dengan bentuk kepala segitiganya yang rata dan gepeng. Flaps kulit juga tampak menjuntai dari leher dan kepala, hampir seperti daun basah. Bahkan, bentuk aneh dari mata mata itu diyakini menyerupai sepotong kulit kayu, sehingga mereka mudah melakukan kamuflase untuk menghindari para pemangsa.

Pesisir


Pendapat Scura et al (1998) dalam Satria (2009) mengenai wilayah pesisir adalah daerah yang mewakili antara pertemuan daratan dan laut, tetapi kepedulian dan minat diarahkan pada wilayah dimana aktifitas manusia saling keterkaitan dengan daratan dan lingkungan laut, dan wilayah pesisir mempunyai karakteristik, yaitu:
a. Memiliki habitat dan ekosisitem (seperti estuaria, terumbu karang, padang lamun), yang dapat menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti bentuk perlindungan alam dari badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat pesisir.
b. Dicirikan persaingan untuk sumber daya daratan, lautan dan ruang oleh berbagai stakeholder, seringkali menimbulkan konflik besar dan menurunkan fungsi terpadu dari sistem sumber daya.
c. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat mengalihkan Gross National Product (GNP) terhadap kegiatan seperti pembangunan perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata pesisir dan lain-lain;
d. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan tempat yang baik untuk urbanisasi.

Ciri-ciri Wilayah Pesisir
a. Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang sangat cepat.
b. Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan beragam dan merupakan tempat bertelur, tempat asuhan dan berlindung berbagai jenis spesies organisme perairan.
c. Ekosistemnya yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir, muara sungai, lamun dan sebagainya yang merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai serta dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut.
d. Sebagai tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau rekreasi.

Jenis makhluk hidup yang dinggal di daerah pesisir:
Fitoplankton, lamun, alga laut, ganggang, kerang, terumbu karang, dan sebagainya.


Tugas bio biar tetep manfaat:) Ada kurangnya mohon maaf, semoga bermanfaat:)
Terimakasi sudah berkunjung, Danke:) :D

                          

Tidak ada komentar: