Hutan
Hujan Tropis
Hutan hujan
tropika
atau sering juga ditulis sebagai hutan
hujan tropis adalah bioma berupa hutan
yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar
khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa.
Dalam peristilahan bahasa Inggris,
formasi hutan
ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical
lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical
rainforest.
Hutan hujan tropis merupakan rumah
untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis
juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat
modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan alam tropis yang masih utuh
mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan
mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling
kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat
lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan
penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung
sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping
itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies
rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies
umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat
rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan
menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal
ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke
lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah
naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik
untuk tumbuh di bawah naungan.
Hutan tropis tersebar di daerah
beriklim tropis antara 23,27° LU dan 23,27° LS dan ditemukan tiga wilayah di
dunia yang mempunyai hutan hujan tropis yaitu :
- Hutan Hujan Amerika dengan luasan 400 juta ha,
- Hutan Hujan Indo-Malayan dengan luas 250 juta ha dan
- Hutan hujan Afrika dengan luas 180 juta ha.
Ciri
khas dari hutan hujan tropis dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Biodiversitas yang tinggi
Jenis
tumbuhan penyusun hutan hujan tropis sangat beragam, dalam 1 ha bisa ditemui
100 spesies tumbuhan. Dari sekian banyak jenis yang ada baru sebagian kecil
yang dikenali dan diketahui manfaatnya. Keanekaragaman ini tidak terjadi pada
flora saja tetapi fauna penyusunnya juga beranekaragam. Ekosistem yang mempunyai
keanekaragaman tinggi akan mempunyai stabilitas ekosistem yang mantap.
b.
Siklus Hara Tertutup atau Close Nutrient Cycle
Hutan
hujan tropis terlihat begitu megah dengan pohon-pohon besar dan kecil yang
beragam. Namun sebenarnya hutan-hutan tersebut tumbuh di tanah yang kurang
subur, sebagian besar unsur hara tersimpan pada vegetasi. Jika terjadi kerusakan
hutan dengan penebangan kayu kemudian diangkut hasilnya maka sebagian besar
unsur hara akan hilang dari hutan tersebut.
c.
Kondisi Iklim Mikro yang stabil
Kondisi
iklim di dalam hutan berbeda dengan di luarnya. Hal ini disebabkan karena
faktor-faktor pembentuk iklilm (contohnya; angin, suhu, curah hujan, cahaya dan
sebagainya) dipengaruhi oleh vegetasi penyusun hutan. Selama vegetasi hutan
masih ada akan terbentuk kondisi iklim di dalam hutan relatif stabil (fluktuasi
relatif kecil)
d.
Spesifik Niche yang tinggi
Keberadaan
jenis-jenis penyusun hutan hujan tropis, baik flora maupun fauna dapat hidup
dengan baik kalau mereka ada dalam ekosistemnya. Misalnya suatu jenis anggrek
hanya bisa tumbuh baik dengan penyusun hutan lainnya. Jika tumbuhan ini dipindahkan
ke tempat lain, meski lingkungannya dibuat menyerupai lingkungan hutan hujan
tropis tetapi kondisinya akan berbeda.
e.
Produktivitas tinggi
Ekosistem hutan hujan tropis
lebih tinggi produktivitasnya bila dibandingkan dengan ekosistem lain seperti
lahan pertanian, padang rumput, hutan seumur dan lainnya. Hal ini terjadi
karena kemampuan mempergunakan energi yang efisien ditunjang oleh jumlah air
dan cahaya yang cukup.
Ciri khas kondisi hutan hujan tropis di
Indonesia
Sebagian besar hutan alam di Indonesia
termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis mempunyai ciri khas yang
berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang
mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat Hutan tropis
Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di belahan bumi
lainnya.
Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk
struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti
stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang
memadai dan lain-lain. Secara nyata di lapangan, tipe hutan ini memiliki
kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung
yang bermuatan negatif rendah seperti
kaolinite dan illite.
Kondisi tanah asam ini memungkinkan
besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi,
sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang
mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu
”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen
tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini
(Withmore, 1975).
Kondisi tanah hutan ini juga
menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas biologis tanah lebih
bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar
80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena
setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.
Karakteristik ekologis Hutan hujan Tropis
Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah
beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara
1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in).
Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F)
di sepanjang tahun.Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian
sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak
tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).
Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam
tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini
didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering),
sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi
dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada
tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
·
Lapisan
pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap
tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent).
Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak
banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari
30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m.
·
Lapisan kanopi
hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.
·
Lapisan tajuk
bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon
muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang
tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya,
semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk
atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis
bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab
kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan
hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni
lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang
cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang
bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit
batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan
yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme
pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan,
buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk
diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.
Tipe Iklim Hutan Tropis
Iklim
Hutan Tropis (A), secara umum dicirikan oleh suhu rata-rata bulanan lebih dari
atau sama dengan 180 C, dengan suatu klasifikasi lebih lanjut berdasarkan
besarnya curah hujan bulanan dan distribusinya lebih lanjut, sebagai berikut :
·
Af : tanpa bulan kering, hujan
sepanjang tahun dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.
·
Am : memiliki bulan kering yang pendek,
dimana pada bulan kering lapisan tanah bagian dalam tetap lembab dan curah
hujan rata-rata tahunan tinggi.
·
Aw : hujan pada bulan kering
·
As : jarang dijumpai.
Ketinggian
tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi iklim, baik dari segi
suhu, kelembaban udara maupun curah hujan, yang selanjutnya mempengaruhi
vegetasi yang ada. Masing-masing zona ketinggian tempat memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, baik dari segi floristik, komposisi maupun struktur.
Klasifikasi menurut ketinggian tempat secara umum sebagai berikut :
1.
Hutan Tropis Dataran Rendah (0 – kurang dari 800 m dpl.) Famili penyusun hutan ini untuk wilayah Asia
Tenggara, yaitu : Dipterocarpaceae, Annonaceae, Bombacaceae, Guttiferae,
Sapindaceae, Euphorbiaceae, Dilleniacee, Leguminoceae, Meliaceae, Sterculiaceae.
2.
Hutan Tropis Dataran Tinggi/ Pegunungan (800-1.500 m dpl.) Famili penyusun hutan ini untuk wilayah Asia
Tenggara, yaitu : Fagaceae, Lauraceae, Myrtaceae, Araucariaceae, Juglandaceae.
3.
Hutan Tropis Pegunungan Tinggi (lebih dari 1.500 m dpl.) Famili penyusun tipe hutan ini untuk wilayah
Asia Tenggara, yaitu : Myrtaceae, Podocarpaceae.
Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di
Indonesia
1. Hutan Tropis Basah
Hutan
tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga
kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang
umum ditemukan di hutan ini, yaitu : Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing
(Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu
hitam (Diospyros sp).
2. Hutan Muson Basah
Hutan
muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu
tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain
jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
3. Hutan Muson Kering
Hutan
muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan
ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan.
Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada
hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4.
Hutan Savana
Hutan
savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi
padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan
dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di
hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum
dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
Ciri-ciri bioma hutan basah
(hutan hujan tropis) adalah :
1. Vegetasi yang hidup, yaitu
tumbuhan berkayu, tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun yang
lebat, dan membentuk suatu tudung yang menyebabkan hutan menjadi gelap;
tumbuhan perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
2. Jenis hewannya yaitu, yang
hidup di atas tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka burung; yang
hidup di bawah, seperti babi, kucing hutan, dan lain-lain; hewan
karnivora, seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar di Amerika.
10
jenis hewan yang hanya ditemukan di hutan hujan tropis:
1. Jaguar
Hantu
dari hutan hujan di Amerika Tengah dan Selatan adalah predator puncak di
kisaran rumah mereka. Mereka adalah kucing terbesar yang menghuni Amerika dan
terbesar ketiga di dunia selain harimau dan singa. Meskipun sebagian besar
kucing terkenal karena memiliki keengganan untuk mendekati air, jaguar seperti
harimau adalah pengecualian. Mereka sempurna disesuaikan dengan rumah hutan
hujan mereka, jaguar sangat nyaman dan lincah berada di dalam air sama halnya
seperti mereka di darat .
2. Okapi
Binatang
satu ini terlihat seperti persilangan antara zebra dan antelop, dan bahkan
hampir menyerupai unicorn. Okapi hidup relatif dekat dengan jerapah, makhluk yang
sulit dipahami ini menghuni hutan hujan Afrika Tengah. Mereka menghabiskan
sebagian besar waktu mereka untuk merumput daun, tunas, rumput, pakis dan buah.
Dengan lidah yang sangat panjang lincah dan lengket, mereka dapat menjangkau
dedaunan dan buah yang berada di pohon yang tinggi,. Lidah mereka begitu
terampil mampu mencuci kelopak mata dan telinga yang mereka sendiri.
3. Amazon
River dolphin atau Boto
adalah
salah satu dari lima spesies lumba-lumba yang hidup di sungai, dan itu adalah
yang terbesar di dunia. Lumba-lumba ini menempati air keruh dari Amazon dan
Orinoco cekungan dari Amerika Selatan. Mereka juga sering ditemukan berenang
antara pohon-pohon di hutan banjir. Spesies ini juga sering disebut sebagai
“lumba-lumba merah muda,” karena rona merah muda yang sesekali muncul pada
kulitnya.
4. Katak
Kaca
Jika
kalian melihat species satu ini, anda seperti sedang melihat binatang yang
terkena sinar x. Ini luar biasa Katak kaca, ditemukan di seluruh hutan hujan di
Amerika Tengah dan Selatan, memiliki kulit seperti kaca sehingga terlihat
tembus pandang dan anda dapat melihat sampai ke organ-organ mereka. Lebih dari
150 spesies keluarga yang luar biasa ini amfibi yang diyakini ada.
5. Kasuari
ditemukan di hutan hujan
New Guinea dan Australia Northeastern, ini merupakan burung terbang warna-warni
dan terlihat seperti burung unta flamboyan mengenakan helm silet. Mereka adalah
burung terbesar ketiga di dunia (selain burung unta dan emu), dan tidak seperti
banyak spesies burung, jenis ini lebih banayak di dominasi oleh jenis kasuari
perempuan daripada laki-laki dan biasanya berwarna lebih terang.
6. Monyet kecil (Marmoset)
berasal dari hutan hujan
di Amerika Selatan mungkin primata lucu sepanjang masa pada kenyataannya,
mereka adalah monyet terkecil di dunia. Sekitar 22 spesies yang diketahui ada,
masing-masing dengan variasi eksentrik mantel fuzzy. Bahkan lebih manis, mereka
hampir selalu melahirkan kembar.
7. Beruang madu
spesies
beruang terkecil di dunia ini mendiami hutan hujan tropis di Asia Tenggara. Ini
adalah salah satu dari hanya dua spesies beruang di dunia yang telah
beradaptasi dengan kehidupan di hutan (yang lainnya adalah beruang berkacamata
di Amerika Selatan), dan merupakan satu-satunya beruang yang hidup hampir
secara eksklusif di pohon-pohon. Beruang itu mendapatkan namanya dari khas
oranye berbentuk U menandai di bagian dada.
8. Anaconda
ditemukan
di hutan hujan dan dataran banjir dari Amerika Selatan, anaconda adalah spesies
ular terbesar, terberat dan terpanjang kedua di dunia. Meskipun itu tidak
berbisa, ia mampu membunuh seorang pria dewasa dengan lilitan yang menimbulkan
penyempitan pernafasan, tapi serangan tersebut sangat langka. Gaya hidup
semi-akuatik adalah bagian dari apa yang memungkinkan anaconda untuk tumbuh
seperti ukuran besar, dan ular dikenal sebagai perenang yang sangat baik.
9. Siamang
adalah
kera hitam berbulu asli hutan Asia Tenggara. Mereka adalah spesies terbesar
dari siamang di dunia. Mereka sangat khas karena mereka memiliki tenggorokan
kantong seperti balon, yang mereka gunakan untuk membuat panggilan yang keras
dan kencang. Panggilan mereka tersebut adalah tanda untuk menetapkan
batas-batas teritorial antara kelompok-kelompok saingan.
10. Mata Mata
jenis
spesies penyu yang paling tidak biasa di dunia. Mereka ditemukan di hutan hujan
Amazon dan cekungan Orinoco, reptil menetap ini ditandai dengan bentuk kepala
segitiganya yang rata dan gepeng. Flaps kulit juga tampak menjuntai dari leher
dan kepala, hampir seperti daun basah. Bahkan, bentuk aneh dari mata mata itu
diyakini menyerupai sepotong kulit kayu, sehingga mereka mudah melakukan
kamuflase untuk menghindari para pemangsa.
Pesisir
Pendapat
Scura et al (1998) dalam Satria (2009) mengenai wilayah pesisir adalah daerah
yang mewakili antara pertemuan daratan dan laut, tetapi kepedulian dan minat
diarahkan pada wilayah dimana aktifitas manusia saling keterkaitan dengan
daratan dan lingkungan laut, dan wilayah pesisir mempunyai karakteristik,
yaitu:
a. Memiliki
habitat dan ekosisitem (seperti estuaria, terumbu karang, padang lamun), yang
dapat menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti
bentuk perlindungan alam dari badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk
masyarakat pesisir.
b. Dicirikan persaingan untuk sumber daya daratan, lautan dan ruang oleh berbagai stakeholder, seringkali menimbulkan konflik besar dan menurunkan fungsi terpadu dari sistem sumber daya.
c. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat mengalihkan Gross National Product (GNP) terhadap kegiatan seperti pembangunan perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata pesisir dan lain-lain;
d. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan tempat yang baik untuk urbanisasi.
b. Dicirikan persaingan untuk sumber daya daratan, lautan dan ruang oleh berbagai stakeholder, seringkali menimbulkan konflik besar dan menurunkan fungsi terpadu dari sistem sumber daya.
c. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat mengalihkan Gross National Product (GNP) terhadap kegiatan seperti pembangunan perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata pesisir dan lain-lain;
d. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan tempat yang baik untuk urbanisasi.
Ciri-ciri
Wilayah Pesisir
a. Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang sangat cepat.
b. Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan beragam dan merupakan tempat bertelur, tempat asuhan dan berlindung berbagai jenis spesies organisme perairan.
c. Ekosistemnya yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir, muara sungai, lamun dan sebagainya yang merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai serta dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut.
d. Sebagai tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau rekreasi.
a. Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang sangat cepat.
b. Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan beragam dan merupakan tempat bertelur, tempat asuhan dan berlindung berbagai jenis spesies organisme perairan.
c. Ekosistemnya yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir, muara sungai, lamun dan sebagainya yang merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai serta dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut.
d. Sebagai tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau rekreasi.
Jenis makhluk
hidup yang dinggal di daerah pesisir:
Fitoplankton,
lamun, alga laut, ganggang, kerang, terumbu karang, dan sebagainya.
Tugas bio biar tetep manfaat:) Ada kurangnya mohon maaf, semoga bermanfaat:)
Terimakasi sudah berkunjung, Danke:) :D
Terimakasi sudah berkunjung, Danke:) :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar